Beberapa
wilayah di belahan bumi seperti sebagian besar Eropa, Australia, Amerika Asia
Timur dll memiliki iklim sub tropis. Salah satu bagian dari iklim subtropics
adalah musim dingin yang memeiliki fenomena menarik yaitu salju. Menjadi
unik karena kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya
hadir secara alami di negeri empat musim atau di tempat-tempat yang sangat
tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya di Irian. Kenapa salju secara alami
tidak bisa hadir di wilayah tropis seperti negeri kita?
Untuk mengetahui hal tersebut
marilah kita pahami bagaimana proses terbentuknya salju. Berawal dari uap
air yang berkumpul di atmosfir Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada
titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau
padat), kemudian menggumpal membentuk awan.
Pada
saat awal-awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara
sehingga awan tersebut mengapung di udara, persis seperti kayu balok yang mengapung
di atas permukaan air. Namun setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung
ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika
udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel airpun
jatuh ke Bumi.Partikel air yang jatuh itu adalah
air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung
membeku pada temperatur nol derajat Celsius, karena pada nol derajat Celsius
adalah perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan
temperatur lebih rendah daripada nol derajat Celsius, ini juga terjadi saat
kita menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celsius
karena pada 100 derajat Celsius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk
mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus,
misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.
Biasanya
temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celsius
(temperatur udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air
laut). Tapi temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan
salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka
air munri tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel
tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan
cepat menjadi kristal-kristal es.
Partikel-partikel
pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi
sebagai pemercepat fase pembekuan juga perekat antar uap air. Sehingga partikel
air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya
membentuk kristal lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan
kristal es tersebut, maka kristal-kristal es jatuh ke tanah. Dan inilah salju!
Jika tidak, maka kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam bentuk
hujan air. Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai
dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan tapi kemudian mencair saat
melintasi udara yang panas. Kadangkala, jika temperatur sangat rendah,
kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan
es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es.
Jadi ini sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di
daerah tropik yang memiliki temperatur udara relatif tinggi di banding wilayah
yang sedang mengalami musim dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar