Rabu, 07 Maret 2012

Kenapa Bisa Hujan Salju ?


Beberapa wilayah di belahan bumi seperti sebagian besar Eropa, Australia, Amerika Asia Timur dll memiliki iklim sub tropis. Salah satu bagian dari iklim subtropics adalah musim dingin yang memeiliki fenomena menarik yaitu salju. Menjadi unik karena kristal-kristal es yang lembut dan putih seperti kapas ini hanya hadir secara alami di negeri empat musim atau di tempat-tempat yang sangat tinggi seperti puncak gunung Jayawijaya di Irian. Kenapa salju secara alami tidak bisa hadir di wilayah tropis seperti negeri kita?



Untuk mengetahui hal tersebut marilah kita pahami bagaimana proses terbentuknya salju. Berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfir Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian menggumpal membentuk awan.
Pada saat awal-awal pembentukan awan, massanya jauh lebih kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara, persis seperti kayu balok yang mengapung di atas permukaan air. Namun setelah kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya. Awan tersebut pecah dan partikel airpun jatuh ke Bumi.Partikel air yang jatuh itu adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung membeku pada temperatur nol derajat Celsius, karena pada nol derajat Celsius adalah perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan temperatur lebih rendah daripada nol derajat Celsius, ini juga terjadi saat kita menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celsius karena pada 100 derajat Celsius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus, misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.


Biasanya temperatur udara tepat di bawah awan  adalah di bawah 0 derajat Celsius (temperatur udara tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut).  Tapi temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air munri tersebut terkotori oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi kristal-kristal es.

Partikel-partikel pengotor yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi sebagai pemercepat fase pembekuan juga perekat antar uap air. Sehingga partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk kristal lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal es tersebut, maka kristal-kristal es jatuh ke tanah. Dan inilah salju! Jika tidak, maka kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam bentuk hujan air. Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas. Kadangkala, jika temperatur sangat rendah, kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es.


Jadi ini sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik yang memiliki temperatur udara relatif tinggi di banding wilayah yang sedang mengalami musim dingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar