Menurunnya
tinggi permukaan air di berbagai bendungan-terutama yang dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA)-telah menurunkan pasokan listrik di
Jawa hingga 500 megawatt. Sebagai salah satu sumber pemasok listrik, PLTA
bersama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas
(PLTG) memang memegang peran penting terhadap ketersediaan listrik terutama di
Jawa, Madura, dan Bali. Energi angin yang sebenarnya berlimpah di Indonesia
ternyata belum dimanfaatkan sebagai alternatif penghasil listrik.
Padahal, di berbagai negara, pemanfaatan
energi angin sebagai sumber energi alternatif nonkonvensional sudah semakin
mendapatkan perhatian. Hal ini tentu saja didorong oleh kesadaran terhadap
timbulnya krisis energi dengan kenyataan bahwa kebutuhan energi terus meningkat
sedemikian besarnya. Di samping itu, angin merupakan sumber energi yang tak ada
habisnya sehingga pemanfaatan sistem konversi energi angin akan berdampak
positif terhadap lingkungan. Pemanfaatan energi
angin menjadi energi listrik dapat dikonversikan dengan menggunakan turbin
angin.
Mekanisme
turbin angin
Jadi,
bagaimana turbin angin menghasilkan listrik? Turbin angin bekerja sebagai
kebalikan dari kipas angin. Bukannya menggunakan listrik untuk membuat angin,
seperti pada kipas angin, turbin angin menggunakan angin untuk membuat listrik.
Angin
akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang dihubungkan
dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Turbin untuk pemakaian umum
berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt,
digunakan untuk perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar